Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah, Syara' Mangato Adat Mamakai

Kala Pengadilan Itu Tiba


Oleh: Hamdi Akhsan
Hiruk pikuknya zaman telah melenakan ruhani manusia bumi.
Menuju masa tatkala pencinta Ajaran Ilahi dianggap anomali.
Amalan-amalan  yang  dilakukan  bagaikan air di daun  keladi.
Tiada  bermakna  serta membekas sebagai  pengendali hati.
Betapa petaka dahsyat akhir zaman telah hadir didepan mata.
Jelang pastinya  kehancuran  bumi yang telah  dijanjikan tiba.
Tatkala semua insan tertunduk tak mampu  hadapkan wajah.
Hadapi  pengadilan  tertinggi  dari Ilahi  Sang Maha  Pencipta.

Disana Penguasa bumi yang zalim akan  meratap dalam tangis.
Jiwanya kecut,sendi gemetar dihadapan malaikat yang bengis.
Tiada lagi para penjilat terbungkuk ucapkan kata-kata manis.
Hanya wajah-wajah yang tertunduk malu sambil meringis. 
Ditengah lautan manusia tiada hubungan kekeluarga.
Suami dan istri, anak dan orang tua saling berlaga.
Milyaran  manusia  merintih  menahan  dahaga.
Dan hancur luluhlah semua kebanggaan raga.
Dihari itu nasib seorang hamba ditetapkan.
Apakah ia akan beruntung sebagai  insan.
Tiada kebohongan yang dijadikan alasan.
Amal baiklah  membuat  Allah terkesan.
Dihari itu hanya kebaikan jadi pembela.
Dan akan menyesali diri para  pencela.
Akan dibalas tunai  mereka yang salah.
Semua hanya berharap ampunan Allah.
Menyesali  diri  tatkala  hati  tergoncang.
Iingin kembali ke dunia untuk mengulang.
Perintah  diturut dan  larangan dipantang.
Namun kini tertutup sudah semua peluang.
Para malaikat menggiring  pendosa ke neraka.
Berombongan milyaran manusia berwajah duka.
Dirundung takut dan sesal tak hingga kini mereka.
Namun tak mungkin dibalik kembali dari alam  baqa.
Yang ada hanya  teriakan  yang sungguh  memekakkan.
Mengapa kalian  begitu lalai padahal telah  diperingatkan.
Nabi  dan Rasul  begitu  banyak yang  telah  diturunkan.
Tapi semua tidak diindahkan demi dunia yang melalaikan.
Dan berbeda dengan  golongan mereka yang  dirahmati.
Mereka terpesona  dengan  balasan  indah setelah  mati.
Bagaikan  mendapatkan  pemberian  yang  lama  dinanti.
Yang sangat hebat lebihi emas dan mutiara berpeti-peti.
Sungguh rahmat dan keindahan yang tak terbayangkan.
Segala kenikmatan dan kesenangan Tuhan berikan.
Mereka dapatkan  segala  macam  kenikmatan.
karena prihatin untuk jauhi godaan  syaitan.
Ilahi, pada-Mu kami panjatkan ampunan.
Atas segala salah dan  kedurhakaan.
Atas segala laku pembangkangan.
Pada-Mu jua nasib kami serahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar