Oleh: Sugiastuti Sri
“ Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah, apabila ia baik maka baik pula seluruh anggota tubuh, dan apabila jelek, maka jelek pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah, ia adalah hati” ( HR Bukhari Muslim).
Sesungguhnya penyebab utama kotornya hati itu adalah kemaksiatan. Ia merupakan racun yang sangat ampuh mengotori dan mematikan hati. Hingga pengaruhnya bisa memalingkan ketaatan kita pada Allah.
Kita bisa menjaga kesucian hati agar tidak terkotori oleh virus-virus kebathilan dengan belajar dari sikap seorang bayi . Belajar dari kehidupan seorang bayi yang tidak pernah berpura-pura ketika menangis, ia tertawa bukan untuk menutupi kesedihan, ia bergerak bukan karena ingin mendapat pujian, tetapi semua ia lakukan secara reflek dengan penuh keikhlasan. Itulah kuncinya jika ingin mendapatkan sesuatu yang terbaik.
Ingatkan hati ini, bahwa sesungguhnya penyebab kotornya hati ketika cermin hati mulai tercemari dan tidak lagi bening karena adanya kotoran atau dosa yang mulai melekat, hati mulai banyak keinginan yang terkadang sulit dikendalikan, apalagi ketika hawa nafsu mulai mendominasi hati.
Harus kita pahami, mengapa hati sulit dibersihkan agar kita bisa meminimalisir hal ini menjangkiti hati kita. Faktor yang harus kita perhatikan adalah;
Tiga faktor yang sulit dibersihkan
Satu adalah Syahwat, yang cenderung lebih mendahului hawa nafsu dari pada ketaatan kepada Allah SWT. Karena ia timbul dari jiwa hewani yang sering bertentangan dengan fitrah kebenaran.
Dua adalah Syubhat, yang menghadirkan keragu-raguan tentang agama Allah. Memalingkan keyakinan. Syubhat itu timbul dari sumber yang bernama kebodohan.
Tiga adalah Amarah; ia adalah pintu yang dapat memalingkan tabiat. Kebenararan dalam pandangan orang yang pemarah dapat berubah menjadi kebathilan.
Ketika kesucian hati sudah terkotori sulit untuk menerima sinyal kebaikan. Yang ada di depan adalah hawa nafsu yang diikuti kebodohan dan kelalaian, yang dilaksanakan justru maksiat, sulit untuk bertaubat dan semakin sesat. Kemungkaran dianggap kebaikan, bid’ah dianggap sunnah. Itu semua musibah atau fitnah terbesar yang dialami manusia.
Renungkanlah bahwa hati adalah arah pandangan Allah, jangan biarkan ia terkotori. Pembersihan hati dan pelurusan hati harus jadi prioritas utama dalam hal apapun. Hati yang merupakan “wadah” Allah di muka bumi yang mudah tersentuh, kokoh dan bersih. Harus dingat, karena perintah hatilah istiqomah atau keteguhan itu ada. Karena perintah hati pula kemaksiatan itu hadir. Mau pilih yang mana?
Semoga Allah senantiasa memberikan kemampuan kepada kita untuk dapat menjaga sikap dan lisan dari pengaruh-pengaruh yang mengotori hati. Allahuma Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar